As of 18 August 2010, you must register to edit pages on Rodovid (except Rodovid Engine).

14.1.1. Maulana Syarief Hidayatullah (Sunan Gunung Djati II) b. 1448 d. 1568

From Rodovid EN

Person:26652
Jump to: navigation, search
Lineage Sunan Gunung Djati II
Sex Male
Full name (at birth) 14.1.1. Maulana Syarief Hidayatullah
Other last names Sunan Gunung Djati II
Other given names Al Quthb Az-Zaman wal Ghauts
Parents

Nyai Rara Santang / Hajjah Syarifah Mudaim [Pajajaran] b. 1426

Syarif Abdullah Umdatuddin (Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar) [Azmatkhan] b. calculated 1425 d. 1478

[1][2][3]

Events

1448 birth:

child birth: 4.1.1.7. Pangeran Trusmi [Gunung Jati]

child birth: 4.1.1.8. Ratu Martasari [Gunung Jati]

child birth: 4.1.1.9. Dewi Sarokah [Azmatkhan]

child birth: Pangeran Kuningan [Kuningan]

marriage: Syarifah Baghdad [Cirebon]

marriage: Nyai Ageng Tepasari / Nyai Ageng Tepanjani [Singasari]

marriage: Nyai Kawunganten [Banten]

1471 marriage: Babadan, Nyai Babadan [?] d. 1477

1475 marriage: Nyai Kawunganten [Banten]

1477 child birth: Ratu Winangun / Ratu Winaon [Gunung Jati] b. 1477

1478 child birth: Cirebon, Maulana Hasanuddin / Sultan Hasanuddin (Pangeran Sabakingkin) [Gunung Jati] b. 1478 d. 1570

from 1479 - 1568 title: Sultan Cirebon II (1479-1568)

1481 marriage: Nio Ong Tin / Ratu Rara Sumanding (Ratu Ontin Nio) [Ong] d. 1488

1486 child birth: Pangeran Jaya Kelana [Cirebon] b. 1486

1490 child birth: Pangeran Bratakelana [Cirebon] b. 1490

1493 child birth: Nyai Ratu Ayu [Gunung Jati] b. 1493

1495 child birth: 4.1.1.3. Panembahan Pasarean / Pangeran Pasarean (Pangeran Mohamad Arifin) [Gunung Jati] b. 1495

1525 child birth: Ratu Wanawati Raras [Cirebon] b. 1525

1568 death: Gunung Jati, Cirebon

Notes

Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah)

Pangeran Walangsungsang yang selanjutnya bergelar Sri Manggana raja pertama daerah Cirebon Larang, memiliki adik bernama Rara Santang. Ketika Walangsungsang menunaikan ibadah Haji, Rara Santang juga ikut serta untuk berhaji. Diceritakan ketika sampai di pelabuhan Jedah, Samadullah alias Walangsungsang dan Rara Santang bertemu dengan Syarif Abdullah, penguasa (walikota) di negeri Mesir. Syarif Abdullah adalah keturunan Bani Hasyim yang pernah berkuasa di tanah Palestina. Di kota Mekah, Rara Santang dipersunting oleh Syarif Abdullah yang selanjutnya setelah menunaikan ibadah Haji, Rara Santang diboyong ke negeri Mesir. Dari perkawinan Syarif Abdullah dan Rara Santang (Hajjah Syarifah Muda’im) di karuniai seorang putera bernama Syarif Hidayatullah, lahir tahun 1448 M.

Pada masa remajanya Syarif Hidayatullah berguru kepada Syekh Tajudin al-Kubri dan Syekh Ataullahi Sadzili di Mesir, kemudian ia ke Baghdad untuk belajar Tasawuf. Pada usia 20 tahun, Syarif Hidayatullah pergi ke Mekah untuk menuntut Ilmu.

Ketika Rara Santang (Hajjah Syarifah Muda’im) kembali ke Cirebon 1475 M, ia disertai suaminya dan puteranya Syarif Hidayatullah tinggal dan menetap di Cirebon Larang yang telah diperintah oleh pamannya Pangeran Cakrabuana alias Haji Abdullah Iman.

Sebelum menjadi Susuhunan Jati, Syarif Hidayatullah melakukan kegiatan Dakwah di Banten Pesisir yang saat itu dirajai oleh Sang Surasowan. Menurut cerita lain sebelum ke Banten Pesisir, Syarif Hidayatullah pergi ke Demak menemui Sunan Ampel untuk bersilaturahmi, dimungkinkan perginya Syarif Hidayatullah ke Banten Pesisir atas perintah dari Sunan Ampel. Untuk kepentingan dakwahnya, Syarif Hidayatullah menikahi Nyi Ratu Kawunganten putri Sang Surasowan penguasa Banten Pesisir. Ia diakuniai dua orang putra-putri yaitu Hasanuddin yang selanjutnya menjadi pelanjut dakwah ayahnya di Banten dan Ratu Winahon alias Ratu Ayu yang dinikahkan kepada Fachrullah Khan alias Fadhillah Khan alias Faletehan seorang Panglima perang tentara Demak.

Empat tahun kemudian atau 1479 M (setahun setelah berdirinya Negara Islam Demak) Pangeran Cakrabuana mengalihkan kekuasaanya kepada Syarif Hidayatullah (saat usia 31 th), sebelumnya menikahkan Syarif Hidayatullah dengan putrinya Ratu Pakungwati.

Atas dukungan para wali, Syarif Hidayatullah memutuskan Cirebon menjadi Negara Islam yang merdeka terlepas dari pemerintahan pusat Pakuan Padjadjaran.

Upacara penobatan Syarif Hidayatullah yang bergelar Susuhunan Jati, di hadiri oleh Dewan Wali dan Pasukan Demak yang dipimpin langsung oleh Raden Fatah. Ketika Raden Fatah pulang ke Demak, sebagian pasukannya ditinggalkan untuk menjadi pengawal dan melindungi Susuhunan Jati.

Posisi Syarif Hidayatullah yang selanjutnya dikenal dengan Sunan Gunung Jati bukan hanya sebagai Susuhunan Jati Negara Islam Cirebon, tetapi dalam Dewan Wali menempati posisi yang sentral. Beliau memangku jabatan Khatib Agung Masjid Demak. Pada masa pemerintahan Demak beralih kepada Pangeran Treggono (setelah Raden Fatah wafat digantikan Pati Unus lalu Pangeran Trenggono), Sunan Bonang memerintahkan Sultan Demak baru untuk mengunjungi Sunan Gunung Jati, pada kesempatan itu Sunan menganugrahkan gelar kepada Pangeran Trenggono sebagai Sultan Ahmad Abdul-Arifin. Pemberian gelar tersebut mengandung arti legitimasi bagi Pangeran Trenggono untuk memimpin Negara Islam Demak. Perintah Sunan Bonang kepada Pangeran Trenggono untuk menemui Sunan Gunung Jati memberikan petunjuk pada posisi Sunan Gunung Jati saat itu sebagai ketua Dewan Wali setelah Sunan Ampel dan Sunan Giri wafat.

Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah adalah putra Syarif Abdullah Umdatuddin putra Ali Nurul Alam putra Syekh Husain Jamaluddin Akbar. Dari pihak ibu, ia masih keturunan keraton Pajajaran melalui Nyai Rara Santang, yaitu anak dari Sri Baduga Maharaja. Sunan Gunung Jati mengembangkan Cirebon sebagai pusat dakwah dan pemerintahannya, yang sesudahnya kemudian menjadi Kesultanan Cirebon. Anaknya yang bernama Maulana Hasanuddin, juga berhasil mengembangkan kekuasaan dan menyebarkan agama Islam di Banten, sehingga kemudian menjadi cikal-bakal berdirinya Kesultanan Banten.

Nasab lengkapnya sebagai berikut: 23) SUNAN GUNUNG JATI bin 22) Syarif Abdullah Umdatuddin bin 21) Ali Nurul Alam bin 
20)Sayyid Jamaluddin Al-Husain bin 19) Sayyid Ahmad Jalaluddin bin 18) Sayyid Abdullah bin 17) Sayyid Abdul Malik Azmatkhan bin
16) Sayyid Alwi Ammil Faqih bin 15) Sayyid Muhammad Shahib Mirbath bin 14) Sayyid Ali Khali’ Qasam bin 13) Sayyid Alwi bin 
12) Sayyid Muhammad bin 11) Sayyid Alwi bin 10) Sayyid Ubaidillah bin 9) Sayyid Ahmad Al-Muhajir bin 8) Sayyid Isa bin 7) Sayyid
Muhammad bin 6) Sayyid Ali Al-Uraidhi bin 5) Imam Ja’far Shadiq bin 4) Imam Muhammad Al-Baqir bin 3) Imam Ali Zainal Abidin bin
2) Imam Al-Husain bin 1) Sayyidah Fathimah Az-Zahra binti 0) NABI MUHAMMAD RASULULLAH

Władcy Cirebonu

Dynastia muzułmańska

   * Nieznani władcy (1478-1527)
   * Sunan Gunung Dżati (władca Cirebonu w zachodniej części Jawy Zachodniejok. 1527-1570; władca Bantamu ok. 1527-1552)
   * Ratu (ok. 1570-1649; król (panembahan) od 1639) [prawnuk]
   * Zależność od Mataramu 1582-1679
   * Giri Laja (1649-1662) [wnuk]
   * Rozpad państwa na cztery pałace (kraton) 1662-1819

Kraton Kasepuhan

   * Sepuh I Szams ad-Din (sułtan 1662-1697) [syn]
   * Sepuh II Dżamal ad-Din (1697-1723) [syn]
   * Protektorat holenderski 1705/1758-1819
   * Sepuh III Salam ad-Din (1723-1734) [syn]
   * Sepuh IV Tadż al-Arifin Muhammad Zajn ad-Din (1734-1753) [syn]
   * Sepuh V Muhammad Szams ad-Din (1753-1773)
   * Sepuh VI (1773-1787) [syn]
   * Sepuh VII (regent 1781-1787; władca 1787-1791) [brat]
   * Sepuh VIII (1791-1819; regencja 17791-1792; usunięty, zmarł 1845) [syn]
   * Holenderskie Indie Wschodnie podbijają Kraton Kasepuhan 1819

Kraton Kanoman

   * Anom I Abu-Manasiri Badr ad-Din (sułtan 1662-1703) [syn Giri Laji]
   * Hallar ad-Din (1703-1706) [syn]
   * Protektorat holenderski 1705/1758-1819
   * Radża Kusama (1706-1719)
   * Anom II Abu-Manasiri Muhammad Alim ad-Din (1719-1732) [syn]
   * Temenggong (Minister) (1732-1744)
   * Anom III Abu’l-Chajr Muhammmad Chajr ad-Din (1744-1797) [syn Anoma II]
   * Anom IV Iman ad-Din (1797-1819; usunięty, zmarł 1853) [syn nieślubny]
   * Holenderskie Indie Wschodnie podbijają Kraton Kanoman 1819
   * Anom Muhammad Nurus (?-198?)
   * Hadżi Muhammad Dżalaluddin (?-2002)
   * Muhammad Saladin (2003)
   * Radża Muhammad Emiruddin (2003-dziś)

Kraton Kaprabonan

   * Cirebon I Abd al-Kamil Muhammad Nasr ad-Din (władca (panembahan) 1694-1714) [syn Radży Kusamy]
   * Protektorat holenderski 1705/1758-1819
   * Temenggong (Minister) (1714-1725)
   * Cirebon II Abd al-Pahur Muhji ad-Din (1725-1731) [syn Cirebona I]
   * Temenggong (Minister) Secadipura (1731-1752)
   * Cirebon III Muhammad Tajr Jaridin Sabririn (1752-1773) [syn Cirebona II]

Kraton Kacirebonan

   * Kamar ad-Din (władca (pangeran) 1697-1723)
   * Protektorat holenderski 1705/1758-1819
   * Cirebon I Muhammad Akbar ad-Din (sułtan 1723-1734) [syn]
   * Cirebon II Abu Muharram Muhammad Salih ad-Din (1734-1758) [brat]
   * Cirebon III Muhammad Harr ad-Din (1758-1768) [syn]
   * Interregnum 1768-1808
   * Cirebon IV (1808-1810) [brat]
   * Interregnum 1810-1819
   * Holenderskie Indie Wschodnie podbijają Kraton Kacirebonan 1819

Sources

  1. - Ilustrasi Gambar dibuat oleh : Tubagus Dika Syah Bachri bin Tubagus H. A. Halim Bin Tubagus H. S. Bachri Orang:1197198 pada tanggal 27 Desember 2021. Gambar ini dilukis secara digital, merujuk kepada data SGJ yang ada sebelumnya, kemudian di-mix, Kanjeng Nabi Muhammad SAWW dan tentunya mengharap ridhonya Gusti Alloh SWT. Keterangan : Maka Orang:1197198 mencoba membuatnya setelah sebelumnya mendapat bisyaroh, kemudian memohon izin secara batin kepada beliau, serta merangkup riwayat tutur para alim ulama yang konon pernah jua bertemu secara spiritual dan para keturunannya. Tambahan : Bagi yang menyadur gambar harap cantumkan pula nama Tb. Dika Syah Bachri sebagai pemilik gambar ini atau minta izin, terlebih dahulu. Dan TIDAK DI IZINKAN DIPERJUAL BELIKAN. Karena Gambar ini dilindungi UU Hak Cipta. Disamping itu pula perbuatan tak beradab, karena Gambar ini dilindungi UU Hak Cipta. Dan hanya untuk dokumentasi keluarga besar DPMY Kesultanan Banten.
  2. http://www.royalark.net/Malaysia/kelant2.htm -
  3. https://cirebonme.blogspot.com/2008/10/cerita-purwaka-caruban-nagari.html -

From grandparents to grandchildren

Grandparents
Dewi Retna Pamekas / Ratu Ayu Kirana
birth: adik kandung dari Raja Siliwangi Pajajaran;
marriage: Adipati Pajajaran
Muhammad Syamsudin Tabris Kebungsuan I (Pangeran Handayaningrat)
occupation: Pengging, Adipati Pengging bergelar Andayaningrat atau Ki Ageng Pengging I
marriage:
Ali Nurul Alam (Ali Nuruddin)
birth: 1297, Samarqand, Uzbekistan
confirmation: Datang Ke Jawa tahun 1404
immigration: WISATA ZIARAH KE SYEKH MAULANA MAGHRIBI PARANGTRITIS
marriage:
marriage: 4.3.1.2. Dewi Rasa Wulan-Cloning1
death: 1419, Desa Gapurosukolilo-Kota Gresik-Jawa Timur
Zainal Alam Barkat
birth: 1406, Johor, Malaysia
6. Maulana Muhammad Jumadil Kubra
birth: 1311, Nasarabad India
9. Syaikh Maulana Wali Islam
birth: 1317, Nasarabad India
2. Pangeran Pebahar As-Samarqandiy
birth: 1300, Samarkand, Uzbekistan
3. Fadhal As-Samarqandiy (Sunan Lembayung)
birth: 1302, Samarkand, Uzbekistan
5. Syekh Yusuf Shiddiq As-Samarqandiy
birth: 1307, Samarkand, Uzbekistan
12. Siti ‘Aisyah (Putri Ratna Kusuma)
birth: 1351, Kelantan, Malaysia
18. Sayyid Hasan Jumadil Kubra (1)
birth: 1413, Wajo, Sulawesi Selatan
title: 1453, Menjadi Syekh Mufti Kesultanan Gowa, bertepatan dengan wafatnya Sayyid Husain Jamaluddin Jumadil Kubra
death: 1591, Wajo, Sulawesi Selatan
19. Sayyid Husain Jumadil Kubra Al-Asghar
birth: 1443, Wajo, Sulawesi Selatan
15. 'Abdul Malik
birth: 1404, Johor, Malaysia
14. Syarief Ali Nurul Alam (Patih Arya Gajah Mada II)
birth: 1402, Chermin, Kelantan
marriage:
marriage:
title: from 1432 - 1467, Pateh Arya Gajah Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II
burial: Pemakaman Gunung Santri - Cilegon - Banten
Grandparents
Parents
7. Prabu Surawisésa / Munding Laya Dikusuma (Ratu Samiam)
birth: calculated 1475, Dikalkulasi usianya 60 thn, naik tahta pada usia 46 tahun, menikah 1492
marriage: Dewi Kinawati ? (Dewi Kania)
title: from 1521 - 1535, Pajajaran, Bogor, Raja Pajajaran Ke 2
death: 1535
Raja Sangara
birth: 1428
11. Rd. Ceumeut / Raden Meumeut (Raden Ameut)
burial: Desa Sindangwasa kecamatan Palasah Jatiwangi KM 51/54 Majalengka
15. Prabu Layakusumah
occupation: Cicurug, Sukabumi, Raja Keprabuan Pakuan Raharja
marriage: 2. Nyi Putri Buniwangi/ Nyi Rambut Kasih
8. Sultan Surosoan
title: Adipati di Pesisir Banten atau Banten Girang.
14.4. Syarif Sulaiman
title: Raja Baghdad
Parents
 
== 3 ==
Syarifah Baghdad
birth: ISTRI KE 6 (berputra 2)
marriage: 14.1.1. Maulana Syarief Hidayatullah (Sunan Gunung Djati II)
title: Nyi Mas Penatagama Pesambangan
== 3 ==
Children
Maulana Hasanuddin / Sultan Hasanuddin (Pangeran Sabakingkin)
birth: 1478, Cirebon
marriage: 3.4.1.1.3. Ratu Ayu Kirana
title: from 1552 - 1570, Banten, Sultan Banten I bergelar Sultan Hasanuddin
death: 1570, Banten
Fachrullah Khan / Fadhillah Khan (Faletehan)
marriage: Ratu Winangun / Ratu Winaon
title: from 1568 - 1570, Cirebon, Sultan Cirebon III
death: 1570, Cirebon
Pangeran Kuningan
title: 1 September 1498
5.1.1.1. Maulana Sayyid Fathahillah / Pangeran Jayakarta I (Pangeran Pasai)
title: Sultan Cirebon III (1568-1570) Kekosongan pemegang kekuasaan itu kemudian diisi dengan mengukuhkan pejabat keraton yang selama Sunan Gunung Jati melaksanakan tugas dakwah, pemerintahan dijabat oleh Fatahillah atau Fadillah Khan. Fatahillah kemudian naik takhta, dan memerintah Cirebon secara resmi menjadi raja sejak tahun 1568. Fatahillah menduduki takhta kerajaan Cirebon hanya berlangsung dua tahun karena ia meninggal dunia pada tahun 1570, dua tahun setelah Sunan Gunung Jati wafat dan dimakamkan berdampingan dengan makam Sunan Gunung Jati di Gedung Jinem Astana Gunung Sembung.
marriage: Ratu Pambayun
marriage: Nyai Ratu Ayu
3.4.2. Raden Kusen / Pangeran Pamalekaran (Arya Abdillah)
title: Adipati Terung, Adipati Terung / Bupati Teterung
Children
Grandchildren
Maulana Yusuf / Pangeran Pasareyan
title: from 1570 - 1582, Sultan Banten II
death: 1585
4.3.1.1.1. Sunan Muria / Raden Umar Said
marriage: Dewi Sujinah
burial: Desa Colo Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus
4.3.1.1.6. Sunan Hadi / Panembahan Kali
birth: Pengganti Sunan Kalijaga sebagai Kepala Perdikan Kadilangu.
Pangeran Santri / Kusumadinata I (Raden Solih)
birth: estimated 29 May 1505
marriage: Ratu Pucuk UmuN / Nyi Mas Ratu Inten Dewata (Pangeran Istri)
title: from 21 October 1530 - 1580, Sumedang Larang, Raja Sumedang Larang Ke 9
death: calculated 1580
Grandchildren

Personal tools
In other languages