As of 18 August 2010, you must register to edit pages on Rodovid (except Rodovid Engine).

Joko Tingkir / Sultan Hadiwidjoyo (Mas Karebet/Abdurrochman) d. 1582

From Rodovid EN

Revision as of 09:15, 16 December 2015 by Tesson (Talk | contribs)
(diff) ←Older revision | Current revision (diff) | Newer revision→ (diff)
Jump to: navigation, search
Lineage Pajang
Sex Male
Full name (at birth) Joko Tingkir / Sultan Hadiwidjoyo
Other last names Mas Karebet/Abdurrochman
Other given names Sultan Hadiwijaya, Adipati Pajang
Parents

Ishaq [Demak]

Nyi Ageng Pengging [Pengging]

Events

child birth: Ratu Mas Adipati [Surabaya] [Raden Trenggono]

child birth: Ratu Mas Kumelut [Tuban] [Raden Trenggono]

child birth: Pangeran Radin / Pangeran Mas [Raden Trenggono]

child birth: Ratu Mas Banten [Raden Trenggono]

child birth: Ratu Mas Japara [Raden Trenggono]

child birth: Ki Bimotjili [Hadiwidjoyo]

child birth: Raden Arya Tambakbaya [Hadiwijaya]

child birth: Pangeran Sindusena / Kanjeng Pangeran Tumenggung Sindusena [Raden Trenggono]

child birth: Pangeran Benawa / Sultan Prabuwijaya (AbdulHalim) [Sultan Hadiwijaya] d. 1587

child birth: Ratu Pembayun [Pajang]

child birth: Pangeran Hadipati Benowo / Sultan Prabuwijaya [Pajang]

child birth: Ratu Pembayun / Ratu Gelampok [Pajang]

child birth: Putri (no 13) [?]

marriage:

marriage: Ratu Mas Cempaka [Trenggono]

marriage: Ratu Mas Kodok Ijo [Brata Kelana - Kasultanan Cirebon]

from 1549 - 1582 title: Kingdom of Pajang, Sultan Pajang

1582 death: Kingdom of Pajang


From grandparents to grandchildren

Grandparents
Ali Nurul Alam (Ali Nuruddin)
birth: 1297, Samarqand, Uzbekistan
confirmation: Datang Ke Jawa tahun 1404
immigration: WISATA ZIARAH KE SYEKH MAULANA MAGHRIBI PARANGTRITIS
marriage:
marriage: 4.3.1.2. Dewi Rasa Wulan-Cloning1
death: 1419, Desa Gapurosukolilo-Kota Gresik-Jawa Timur
Zainal Alam Barkat
birth: 1406, Johor, Malaysia
14. Syarief Ali Nurul Alam (Patih Arya Gajah Mada II)
birth: 1402, Chermin, Kelantan
marriage:
marriage:
title: from 1432 - 1467, Pateh Arya Gajah Mada. Perdana Mantri of Kelantan-Majapahit II
burial: Pemakaman Gunung Santri - Cilegon - Banten
6. Maulana Muhammad Jumadil Kubra
birth: 1311, Nasarabad India
9. Syaikh Maulana Wali Islam
birth: 1317, Nasarabad India
2. Pangeran Pebahar As-Samarqandiy
birth: 1300, Samarkand, Uzbekistan
3. Fadhal As-Samarqandiy (Sunan Lembayung)
birth: 1302, Samarkand, Uzbekistan
5. Syekh Yusuf Shiddiq As-Samarqandiy
birth: 1307, Samarkand, Uzbekistan
12. Siti ‘Aisyah (Putri Ratna Kusuma)
birth: 1351, Kelantan, Malaysia
18. Sayyid Hasan Jumadil Kubra (1)
birth: 1413, Wajo, Sulawesi Selatan
title: 1453, Menjadi Syekh Mufti Kesultanan Gowa, bertepatan dengan wafatnya Sayyid Husain Jamaluddin Jumadil Kubra
death: 1591, Wajo, Sulawesi Selatan
19. Sayyid Husain Jumadil Kubra Al-Asghar
birth: 1443, Wajo, Sulawesi Selatan
15. 'Abdul Malik
birth: 1404, Johor, Malaysia
Muhammad Syamsudin Tabris Kebungsuan I (Pangeran Handayaningrat)
occupation: Pengging, Adipati Pengging bergelar Andayaningrat atau Ki Ageng Pengging I
marriage:
Grandparents
Parents
Ishaq
birth: diputus ibunya : 25682
marriage: Nyi Ageng Pengging
Parents
 
== 3 ==
Kanjeng Sultan Hadiwijoyo / Joko Tingkir
title: 1568, Sultan Pajang
death: 1582
Joko Tingkir / Sultan Hadiwidjoyo (Mas Karebet/Abdurrochman)
marriage:
marriage: Ratu Mas Cempaka
marriage: Ratu Mas Kodok Ijo
title: from 1549 - 1582, Kingdom of Pajang, Sultan Pajang
death: 1582, Kingdom of Pajang
== 3 ==
Children
Kanjeng Pangeran Haryo Sindusono
birth: Level 1 = Putera; Adalah trah urutan pertama/putera dari (pancer) Kanjeng Sultan Pajang / Joko Tingkir 1568-1582 );
Arya Pangiri / Sultan Ngawantipura
marriage: Ratu Pembayun
title: from 1583 - 1586, Pajang, Sultan Pajang II bergelar Sultan Ngawantipura
Arya Pangiri ? (Sultan Ngawantipura)
marriage: Ratu Pembayun
marriage: Ratu Pembayun / Ratu Gelampok
title: from 1583 - 1586, Pajang, Sultan Pajang II bergelar Sultan Ngawantipura
Pangeran Benawa / Sultan Prabuwijaya (AbdulHalim)
occupation: 1582, Adipati Jipang Panolan
title: from 1586 - 1587, Pajang, Sultan Pajang II bergelar Sultan Prabuwijaya
death: 1587, Pajang
Pangeran Radin / Pangeran Mas
birth: DIPUTUS AYAHNYA : 26361
Pangeran Hariyo Permalat ? (Pangeran Aryo Pamalad)
marriage: Ratu Mas Kumelut [Tuban]
occupation: from 1669 - 1686, Tuban, Bupati Tuban XV / Bupati Mancanegara
Ki Juru Martani / [Br.6.1.1.2.1] (Adipati Mandaraka)
birth: Versi 1 : http://www.jatiningjati.com/2009/08/akan-banyak-orang-yang-tidak-percaya.html Versi 2 : http://kincho-ngerang.blogspot.com/ Versi 3 : http://kiagengmandaraka.blogspot.com/2011/06/saya-pengagum-beliau.html
marriage: Ratu Mas Banten
title: from 1601 - 1613, Mataram, Patih Kesultanan Mataram
death: 1615
Children
Grandchildren
Panembahan Hadi Prabu Hanyokrowati (Panembahan Seda ing Krapyak)
marriage: Dyah Banowati / Kanjeng Ratu Mas Hadi
marriage: Ratu Tulungayu
marriage:
title: from 1601 - 1613, Kota Gede, Mataram, Sultan Mataram Ke 2 bergelar Sri Susuhunan Adi Prabu Hanyakrawati Senapati-ing-Ngalaga Mataram
death: 1613
title: 1613, "Anumerta Panembahan Seda ing Krapyak", Sultan Mataram Ke 2 (1601-1613)
Ki Ageng Brondong / Pangeran Lanang Dangiran
birth: Di Desa Brondong – Sedayu Lawas, atau Paciran Lamongan tepi laut utara Jawa. Kiyahi Ageng Brondong memiliki keturunan Raden Tumenggung Panji Tjokronegoro I, Bupati Sidoarjo yang pertama, diambil dari silsilah pangeran Lanang Dangiran Kyai Ageng Brondong kang sumareh ing pesarehan sentono Botoputih Surabaya. Pangeran Lanang Dangiran Kiyahi Ageng Brondong. Kang Sumareh Ing Pesarehan “Sentono Boto Putih” Surabaya Riwayat Hidup Kiyahi Ageng Brondong Botoputih Suroboyo. Konon dituturkan Pangeran Kedawung, disebut juga Sunan Tawangalun adalah raja di Blambangan atau dikatakan juga Bilumbangan. Beliau mempunyai 5 orang anak dan diantaranya ialah pangeran Lanang Dangiran. Diceritakan bahwa Lanang Dangiran pada usia 18 tahun bertapa dilauy dan menghanyutkan dirinya diatas sebuah papan kayu sebuah beronjong (alat penangkap ikan), tanpa makan atau minum, arus air laut dan gelombang membawa Lanang Dangiran hingga dilaut jawa dan akhirnya suatu taufan dan gelombang besar melemparkan Lanang Dangiran dengan beronjongnya dalam keadaan tidak sadar, disebabkan karena berbulan-bulan tidak makan dan minum, dipantai dekat Sedayu. Seluruh badannya telah dilekati oleh karang, keong serta karang-karang (remis) sehingga badan manusia itu seolah-olah ditempeli dengan bakaran jagung yang disebut dengan bahasa jawa “Brondong” Badan Pangeran Lanang Dangiran diketemukan oleh seorang kiyahi yang bernama Kiyahi Kendil Wesi. Pangeran Lanang Dangiran dirawat oleh Kiyahi Kendil Wesi serta istrinya dengan penuh kasih sehingga sadar kembali dan akhirnya menjadi sehat seperti sediakala. Pangeran Lanang Dangiran menceritakan asal-usulnya kepada Kiyahi Kendil Wesi. Setelah Kiyahi Kendil Wesi mendapat keterangan tentang asal usulnya Pangeran Lanang Dangiran, maka diceritakan oleh Kiyahi tadi bahwa ia juga asal keturunan dan raja-raja di Blambangan yang bernama Menak Soemandi dimana beliau masih satu keturunan dengan Lanang Dangiran. Lanang Dangiran tinggal dan kumpul dengan Kiyahi Kendil Wesi, dan dianggap sebagai anaknya kiyahi sendiri. Pangeran Lanang Dangiran memeluk agama Islam, karena rajin dan keteguhan imannya serta keluhuran budinya serta kesucian hatinya, maka tidak lama pula ia dapat tampil kemuka sebagai guru Agama Islam, Pangeran Lanang Dangiran berisitrikan putrid dan Ki Bimotjili dan Panembahan di Cirebon yang asal usulnya dituliskan sebagai berikut : Pangeran Kebumen Bupati Semarang, berisitrikan putrid dan Sultan Bojong, bernama Prabu Widjaja (Djoko Tingkir). Ki Bomotjili adalah salah satu seorang putra dan Pangeran Kebumen tersebut diatas, seorang putri dan Ki Bimotjilimi bersuamikan Pangeran Lanang Dangiran alias Kiyahi Brondong (dimakamkan di Boto Putih). Nama Brondong diperoleh karena ia diketemukan oleh Kiyahi Kendil Wesi badannya dilekati dengan “Brondong” Kiyahi Kendil Wesi yang waspada dan mengetahui nasib seseorang, mengatakan kepada Lanang Dangiran yang sudah mendapat sebutan Kiyahi Brondong dan masyarakat sekitar tempat Kiyahi Kendil Wesi, supaya pergi ke Ampel Dento Suroboyo, dan meluaskan ajaran Agama Islam, karena di Surabaya Kiyahi Brondong kelak akan mendapat kebahagiaan serta turun temurunnya kelak akan timbul dan tambah menjadi orang-orang yang mulya. Kemudian Kiyahi Brondong dengan istrinya dan beberapa anaknya yang masih kecil pergi ke Surabaya dan pada Tahun 1595 menetap diseberang timur kali Pegiri’an, dekat Ampel ialah Dukuh Boto Putih (Batu Putih) ditempat baru inilah Kiyahi Brondong mendapatkan martabat yang tinggi dan masyarakat, karena keluhuran budinya Kiyahi Brondong (pangeran Lanang Dangiran) wafat pada tahun 1638 dalam usia + 70 tahun dan meninggalkan 7 orang anak, diantaranya 2 orang laki-laki yaitu : Honggodjoyo dan Honggowongso. Bupati Sidoarjo yang pertama adalah keturunan dan Honggodjoyo, Kiyahi Ageng Brondong (Pangeran Lanang Dangiran) dikebumikan ditempat kediamannya sendiri di Botoputih Surabaya makamnya dimulyakan oleh putra-putranya dan selanjutnya dihormati oleh turun-turunnya hingga kini. Semoga arwah beliau diterima Allah Swt, dan Allah Swt juga memberikan kepada seluruh keturunannya Kiyahi Ageng Brondong kemulyaan, kesehatan dan kesejahteraan sebagaimana beliau senantiasa mendoakan cucu cicitnya selama hidupnya. Ada hal penting yang anda ketahui bahwa bertepatan dengan hari jadi Kabupaten Sidoarjo, pejabat Pemerintah Kabupaten Sidoarjo beserta rombongan merupakan agenda rutin berkunjung ke : Pesarean Asri ing Pendem untuk nyekar ke makam Bupati pertama Sidoarjo Raden Tumenggung Panji Tjokronegoro I wafat tahun 1863 Ke Pesarehan keluarga Tjondronegoro (belakang masjid Djamik/ Agung Sidoarjo) nyekar Raden Adipati Aryo Panji Tjondronegoro I wafat tahun 1906 Langsung menuju Pesarehan Boto Putih Surabaya ke makam Raden Tumenggung Adipati Aryo Tjondronegoro II (Kanjeng Djimat Djokomono).
title: Surabaya, Pangeran Lanang Dangiran / Kyai Ageng Brondong sebagai PANCER = yaitu Leluhur/nenek moyang Trah Kasepuhan & Kanoman Surabaya / sebagai cikal bakal / pakem Sejarah Kasepuan – Kanoman Surabaya, atau Level 1 = Putera ke 2 Pangeran Kedawung ;
marriage: Nyai Ageng Brondong
death: 1638
Nyai Ageng Brondong
birth: Sedayu - Lawas / Lamongan, Puteri Ki Bimotjili dari Djungpangkah (Ujungpangka) di Sedayu Lawas Surabaya.
marriage: Ki Ageng Brondong / Pangeran Lanang Dangiran
R Harya Tambakbaya
birth: Level 2 = Cucu; Adalah trah urutan ke 2 dari (pancer) Kanjeng Sultan Pajang / Joko Tingkir 1568-1582 );
Pangeran Dalem
occupation: from 1700 - 1707, Bupati Tuban XVII
Grandchildren

Personal tools
In other languages