As of 18 August 2010, you must register to edit pages on Rodovid (except Rodovid Engine).

Wikramawardhana / Raden Gagaksali (Bhre Hyang Wisesa Aji Wikrama)

From Rodovid EN

Revision as of 09:49, 12 December 2014 by Retang (Talk | contribs)
(diff) ←Older revision | Current revision (diff) | Newer revision→ (diff)
Jump to: navigation, search
Lineage Majapahit Rajasa
Sex Male
Full name (at birth) Wikramawardhana / Raden Gagaksali
Other last names Bhre Hyang Wisesa Aji Wikrama
Parents

Raden Sumana / Singhawardhana (Bhre Paguhan) [Singhawardhana]

Dyah Nertaja / Dyah Nartaja (Rajasaduhiteswari Dyah Nartaja) [Majapahit Rajasa]

Wiki-page [[1]]
[1]

Events

child birth: Kertawijaya / Sri Maharaja Wijaya Parakrama Wardhana (Bhre Tumapel III) [Majapahit Rajasa] d. 1451

child birth: Rajasakusuma / Hyang Wekasing Sukma [Majapahit Rajasa]

child birth: Dewi Suhita / Bhre Daha II (Dyah Ayu Kencana Wungu) [Majapahit Rajasa] d. 1447

child birth: Bhre Tumapel II [Majapahit Rajasa]

marriage: Kusumawardhani / Bhre Kabalan I [Majapahit Rajasa] d. 1429

marriage: Bhre Daha II ? (Wangsa Rajasa) [?] d. 1426

marriage: Kusumawardhani / Bhre Kabalan I [Majapahit Rajasa] d. 1429

marriage: Bhre Mataram [Majapahit Rajasa]

from 1389 - 1427 title: Majapahit, Raja Majapahit Ke-V bergelar Bhre Hyang Wisesa Aji Wikrama

Notes

Wikramawardhana adalah raja kelima Majapahit yang memerintah berdampingan dengan istri sekaligus sepupunya, yaitu Kusumawardhani putri Hayam Wuruk, pada tahun 1389-1427. Silsilah Wikramawardhana dan Kusumawardhani Wikramawardhana dalam Pararaton bergelar Bhre Hyang Wisesa Aji Wikrama. Nama aslinya adalah Raden Gagak Sali. Ibunya bernama Dyah Nertaja, adik Hayam Wuruk, yang menjabat sebagai Bhre Pajang. Sedangkan ayahnya bernama Raden Sumana yang menjabat sebagai Bhre Paguhan, bergelar Singhawardhana.

Permaisurinya, yaitu Kusumawardhani adalah putri Hayam Wuruk yang lahir dari Padukasori. Dalam Nagarakretagama (ditulis 1365), Kusumawardhani dan Wikramawardhana diberitakan sudah menikah. Padahal waktu itu Hayam Wuruk baru berusia 31 tahun. Maka, dapat dipastikan kalau kedua sepupu tersebut telah dijodohkan sejak kecil. Dari perkawinan itu, lahir putra mahkota bernama Rajasakusuma bergelar Hyang Wekasing Sukha, yang meninggal sebelum sempat menjadi raja. Pararaton juga menyebutkan, Wikramawardhana memiliki tiga orang anak dari selir, yaitu Bhre Tumapel, Suhita, dan Kertawijaya. Bhre Tumapel lahir dari Bhre Mataram, putri Bhre Pandansalas. Ia menggantikan Rajasakusuma sebagai putra mahkota, tetapi juga meninggal sebelum sempat menjadi raja. Kedudukan sebagai pewaris takhta kemudian dijabat oleh Suhita yang lahir dari Bhre Daha putri Bhre Wirabhumi.

Awal Pemerintahan Wikramawardhana dan Kusumawardhani Saat Nagarakretagama ditulis tahun 1365, Kusumawardhani masih menjadi putri mahkota sekaligus Bhre Kabalan. Sedangkan Wikramawardhana menjabat Bhre Mataram dan mengurusi masalah perdata.

Menurut Pararaton, sepeninggal Hayam Wuruk tahun 1389, Kusumawardhani dan Wikramawardhana naik takhta dan memerintah berdampingan. Jabatan Bhre Mataram lalu dipegang oleh selir Wikramawardhana, yaitu putri Bhre Pandansalas alias Ranamanggala. Ibu Bhre Mataram adalah adik Wikramawardhana sendiri yang bernama Surawardhani alias Bhre Kahuripan. Jadi, Wikramawardhana menikahi keponakannya sendiri sebagai selir.

Rajasakusuma sang putra mahkota diperkirakan mewarisi jabatan Bhre Kabalan menggantikan ibunya, meskipun tidak disebut secara tegas dalam Pararaton. Pada tahun 1398 Rajasakusuma mengangkat Gajah Menguri sebagai patih menggantikan Gajah Enggon yang meninggal dunia. Berita dalam Pararaton ini harus ditafsirkan sebagai “mengusulkan”, bukan “melantik”. Rajasakusuma meninggal tahun 1399. Candi makamnya bernama Paramasuka Pura di Tanjung. Kedudukan putra mahkota lalu dijabat Bhre Tumapel putra Wikramawardhana dan Bhre Mataram. Pada tahun 1400 Wikramawardhana turun takhta untuk hidup sebagai pendeta. Kusumawardhani pun memerintah secara penuh di Majapahit. Peninggalan sejarah Wikramawardhana berupa prasasti Katiden (1395), yang berisi penetapan Gunung Lejar sebagai tempat pendirian sebuah bangunan suci.

[edit] Sources

  1. Kepustakaan - M.C. Ricklefs. 1991. Sejarah Indonesia Modern (terjemahan). Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Poesponegoro, M.D., Notosusanto, N. (editor utama). Sejarah Nasional Indonesia. Edisi ke-4. Jilid II. Jakarta: Balai Pustaka, 1990. Slamet Muljana. 1979. Nagarakretagama dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta: Bhratara Slamet Muljana. 2005. Runtuhnya Kerajaan Jindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara (terbitan ulang 1968). Yogyakarta: LKIS

From grandparents to grandchildren

Grandparents
Adityawarman Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Mauli Warmadewa (Tuan Janaka Gelar Mantrolot Warmadewa)
marriage: Puti Reno Jalito
title: from 1347 - 1375, Raja Malayapura I bergelar Sri Udayadityawarman Pratapaparakrama Rajendra Mauli Warmadewa
Arya Kenceng
title: Arya Kenceng memimpin saudara-saudaranya sebagai penguasa Bali bawahan Majapahit. Arya Kenceng dan saudara-saudaranya dianggap sebagai leluhur raja-raja Tabanan dan Badung.
Rahaden Cakradhara / Raden Cakradara (Kertawardhana Bhre Tumapel)
marriage: Tribhuwana Wijayatunggadewi / Dyah Gitarja (Ratu Kenconowungu)
death: 1386, Wafat 1386. abu jenasah di dharmakan di Candi Sarwa -Jayapurwa, Desa Japan - Pasuruan
Jayanagara / Jayanegara (Raden Kalagemet)
birth: 1294
title: 1295, Kediri (East Java), Yuwaraja atau raja muda di Kadiri atau Daha (Bhre Daha)
title: from 1309 - 1328, Majapahit, Sri Maharaja Wiralandagopala Sri Sundarapandya Dewa Adhiswara
death: 1328, Majapahit
Tribhuwana Wijayatunggadewi / Dyah Gitarja (Ratu Kenconowungu)
marriage: Rahaden Cakradhara / Raden Cakradara (Kertawardhana Bhre Tumapel)
title: from 1328 - 1350, Majapahit, Raja Majapahit III bergelar Sri Tribhuwanatunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani
Grandparents
Parents
Prabu Hayam Wuruk
birth: 1334
marriage: Sri Sudewi / Padukasori
marriage: Selir / Garwo Ampeyan
title: from 1350 - 1389, Majapahit, Prabu Majapahit IV bergelar Maharaja Sri Rajasanagara
death: 1389
Parents
 
== 3 ==
== 3 ==
Children
Kertawijaya / Sri Maharaja Wijaya Parakrama Wardhana (Bhre Tumapel III)
marriage: Jayawardhani Dyah Jayeswari / Bhre Daha V
title: from 1447 - 1451, Majapahit, Raja Majapahit VII, bergelar Sri Maharaja Wijaya Parakramawardhana (Brawijaya I)
death: 1451
Rajasakusuma / Hyang Wekasing Sukma
death: Putera Mahkota. Wafat 1427 sebelum menjadi raja
Dewi Suhita / Bhre Daha II (Dyah Ayu Kencana Wungu)
marriage: Hyang Prameswara / Bhre Kahuripan (Aji Ratnapangkaja)
title: from 1429 - 1447, Rani Majapahit V bergelar Prabu Stri Suhita
death: 1447
Children
Grandchildren
Dewi Retna Pamekas / Ratu Ayu Kirana
birth: adik kandung dari Raja Siliwangi Pajajaran;
marriage: Adipati Pajajaran
Bhre Pandansalas Dyah Suraprabhawa / Bhre Tumapel Singhawikramawardhana
marriage: Bhre Tanjungpura / Manggalawardhani Dyah Suragharini (Putri Junjung Buih/Putri Ratna Janggala Kadiri)
marriage: Rajasawardhanadewi Dyah Sripura
title: from 1466 - 1474, Majapahit, Raja Majapahit X (1466-1468 M) bergelar Sri Adi Suraprabhawa Singhawikramawardhana Giripati Pasutabhupati Ketubhuta (Brawijaya IV)
death: 1474, prasati Trailokyapuri Didarmakan di Sri Wisnupura - Jinggan
Manggalawardhani / Bhre Tanjungpura (Dyah Suragharini / Putri Junjung Buih)
marriage: Rajasawardhana / Sang Sinagara (Dyah Wijayakumara)
title: 1447, Menurut prasasti Waringin Pitu, Dyah Wijayakumara memiliki istri bernama Manggalawardhani Bhre Tanjungpura. Dari perkawinan itu lahir dua orang anak, yaitu Dyah Samarawijaya dan Dyah Wijayakarana.
Grandchildren

Personal tools
In other languages