As of 18 August 2010, you must register to edit pages on Rodovid (except Rodovid Engine).

1. Sultan Muhammad Syifa’ Zainul Arifin (1733-1747)

From Rodovid EN

Person:973789
Jump to: navigation, search
LAMBANG  KESULTANAN  BANTEN
LAMBANG KESULTANAN BANTEN
Lineage Kasultanan Banten
Sex Male
Full name (at birth) 1. Sultan Muhammad Syifa’ Zainul Arifin (1733-1747)
Parents

2. Sultan Abul Mahasin Zainul Abidin / Pangeran Dipati [Kesultanan Banten] b. 1671

[1]

Events

child birth: Tubagus Hasannudin [?]

child birth: Raden Raja Pangeran Rajasantika [Pangeran Rajasantika]

child birth: Ratu Ayu [?]

child birth: 1. Sultan Muhammad ‘arif Zainul Asyikin (1753-1773) [Kasultanan Banten]

child birth: Sultan Syarifuddin Artu Wakil (1750-1752 ) [Kasultanan Banten]

from 1733 - 1747 title: Sultan Banten Ke 10

Notes

Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

SILSILAH,berputra 11 orang :

   Sultan Muhammad ‘Arif
   Ratu Ayu
   Tubagus Hasannudin
   Raden Raja Pangeran Rajasantika
   Pangeran Muhammad Rajasantika
   Ratu ‘Afiyah
   Ratu Sa’diyah
   Ratu Halimah
   Tubagus Abu Khaer
   Ratu Hayati
   Tubagus Muhammad Shaleh

Masa Raja / Sultan Banten ke 10

Pengganti tahta kesultanan Sultan Abu’l Mahasin pada tahun 1733 adalah putra beliau yang bergelar Sultan Abulfathi Muhammad Shifa Zainul Arifin yang memimpin hingga tahun 1747.

Pada masa pemerintahan Sultan Zainul Arifin ini sering terjadi pemberontakan rakyat yang tidak senang dengan perlakuan VOC yang sudah di luar batas kemanusiaan. Memang pada awal abad ke-18 terjadi perubahan politik VOC dalam pengelolaan daerah yang dikuasainya. Monopoli rempah-rempah dianggapnya sudah tidak menguntungkan lagi karena Inggris sudah berhasil menanam cengkeh di India sehingga harga cengkeh di Eropa pun turun. Oleh karena itu, VOC mengalihkan usahanya dengan menanam tebu dan kopi di samping rempah-rempah yang kemudian hasilnya harus dijual kepada VOC dengan harga yang telah ditetapkan secara sepihak oleh VOC yang merugikan masyarakat.

Sementara itu, di keraton pun terjadi keributan dan kekacauan pemerintahan. Sultan Zainul Arifin tidak mampu melepaskan diri dari pengaruh Ratu Syarifah Fatimah, seorang janda seorang letnan Melayu di Batavia yang dinikahi dan dijadikan permaisurinya. Ketidakberdayaan itu terlihat dari keputusan Sultan Zainul Arifin yang membatalkan penunjukan Pangeran Gusti sebagai putra mahkota. Atas pengaruh Ratu Syarifah Fatimah dan persetujuan VOC, Sultan Zainul Arifin mengangkat Pangeran Syarif Abdullah, menantu Ratu Fatimah dari suaminya yang terdahulu, menjadi putra mahkota. Setelah dibatalkan sebagai putra mahkota, atas suruhan Ratu Syarifah Fatimah, Pangeran Gusti disuruh pergi ke Batavia dan di tengah perjalanan ditangkap tentara VOC dan diasingkan ke Sailan pada tahun 1747. Tidak lama setelah menantunya diangkat menjadi putra mahkota, Ratu Syarifah Fatimah memfitnah suaminya gila sehingga sultan ditangkap oleh VOC dan diasingkan ke Ambon sampai meninggal. Sebagai gantinya Pangeran Syarif Abdullah dinobatkan sebagai Sultan Banten pada tahun 1750 dengan gelar Sultan Syarifuddin Ratu Wakil. Meskipun demikian, Ratu Fatimah-lah yang memegang kuasa atas pemerintahan di Kesultanan Banten.

Dalam beberapa penulisan sejarah Kesultanan Banten Sultan Syarifuddin Ratu Wakil biasa ditulis sebagai Sultan Banten ke 11, sedangkan bagi Keluarga Besar Kesultanan Banten tidak mengakui beliau Sebagai Sultan Banten yang sah, sehingga hal ini menimbulkan perbedaan dalam penulisan pengurutan para Sultan Banten. Sehingga untuk membedakan antara Sultan Banten Penuh dan Sultan Wakil dalam tulisan ini digunakan pula tulisan Sultan Penuh.

Kecurangan yang dilakukan Ratu Fatimah ini bagi rakyat dan sebagian pembesar negeri merupakan suatu penghinaan besar dan penghianatan yang sudah tidak bisa diampuni lagi sehingga terjadi perlawanan bersenjata. Di bawah pimpinan Ki Tapa dan Ratu Bagus Buang, mereka menyerbu Surosowan. Strategi yang diterapkan oleh Ki Tapa dan Ratu Bagus Buang adalah membagi pasukannya menjadi dua kelompok. Kelompok pertama yang dipimpin oleh Ratu Bagus Buang diberi tugas untuk melakukan penyerangan ke Kota Surasowan. Sementara itu, Ki Tapa memimpin kelompok kedua dengan tugas mencegat bantuan pasukan VOC dari Batavia. Hanya dengan bantuan tambahan yang didatangkan langsung dari Negeri Belanda, VOC dapat memukul mundur pasukan pejuang. Untuk melanjutkan perjuangannya, Ki Tapa menyingkir ke daerah pedalaman Banten dan menjadikan Sajira yang terletak di Lebak sebagai salah satu pusat pertahanannya.

Untuk menenangkan rakyat Banten, Gubernur Jenderal VOC Jacob Mossel, memerintahkan wakilnya di Banten untuk menangkap Ratu Syarifah Fatimah dan Sultan Syarifuddin yang dianggapnya sebagai sumber kekacauan. Keduanya kemudian diasingkan ke daerah Maluku, Ratu Fatimah ke Saparua dan Sultan Syarifuddin ke Banda.

Sources

  1. http://kesultananbanten.weebly.com/sejarah-banten.html -

From grandparents to grandchildren

Grandparents
Pangeran Purbaya
birth: 1661
marriage: Raden Ayu Gusik Kusuma
death: 18 March 1732, (F. De Haan)
3. Pangeran Arya Ingayudadipuna
birth: calculated 1663
Sultan Haji / Abu Nashar Abdul Qahar
birth: calculated 1658, (1631+27)
title: from 1683 - 1687
burial: Sedakingkin-Banten
Grandparents
Parents
1. Sultan Abu'l Fadhl Muhammad Yahya / Pangeran Ratu
title: from 1687 - 1690, Sultan Banten Ke VIII
3. Pangeran Sayyid Muhammad Thahir / Kanjeng Raden Tumenggung Prawirokusumo
title: from 1843 - 1850, Wedhono Salatiga, Sumber : Buku "Sajarah Bogor" oleh R. Memed Sunardi, November 1966
title: from 1851 - 1860, Patih Kendal
title: from 1860 - 1863, Regent/Boepati Salatiga, dengan gelar Raden Toemenggoeng
4. Pangeran Fadhludin
birth: Keraton Surasowan, Banten Lama
death: Jawa Timur
2. Sultan Abul Mahasin Zainul Abidin / Pangeran Dipati
birth: 1671, Keraton Surasowan
marriage: Ratu Rohimah
title: from 1690 - 1733, Sultan Banten Ke IX
Parents
 
== 3 ==
2. Sultan Muhammad Wasi’ Zainul ‘alimin (1752-1753)
title: from 1752 - 1753, Sultan Banten Ke XI
Pangeran Darma Kusuma
birth: Kroya Lama, Kasunyatan, Banten
death: Kroya Lama, Kasunyatan, Banten
13. Pangeran Jaya Sentika
birth: 1710, Kasunyatan, Banten
marriage: 2. Nyi Hj. Ummu Salamah
burial: Kenari, Banten
Nji Ratu Syarifah Fatimah
other: Pernikahan : tahun 1720
death: 1751, Pulau EDAM, Kepulauan Seribu (Jakarta Utara)
1. Sultan Muhammad Syifa’ Zainul Arifin (1733-1747)
title: from 1733 - 1747, Sultan Banten Ke 10
== 3 ==
Children
Pangeran Syarif Abdullah, Menantu Ratu Fatimah Dari Suaminya Yang Terdahulu
title: from 1747 - 1750, Sultan Banten Ke XI (Bukan Keturunan/TIDAK SAH)
1. Sultan Muhammad ‘arif Zainul Asyikin (1753-1773)
title: from 1753 - 1773, Sultan Banten Ke XII
Children
Grandchildren
1. Sultan Abul Mafakhir Muhammad Aliyuddin I (1773-1799)
title: from 1773 - 1799, Sultan Banten Ke XIII
2. Sultan Abdul Fath Muhammad Muhyiddin Zainusholihin
title: from 1799 - 1801, Sultan Banten Ke XIV
Grandchildren

Personal tools
In other languages