As of 18 August 2010, you must register to edit pages on Rodovid (except Rodovid Engine).

1.1.15. Pangeran Rangga Gempol I / Kusumadinata III / Pangeran Aria Soeriadiwangsa d. 1624

From Rodovid EN

Person:860565
Jump to: navigation, search
                         Sumber : Keraton Sumedang Larang
Sumber : Keraton Sumedang Larang
Lineage Sumedang Larang
Sex Male
Full name (at birth) 1.1.15. Pangeran Rangga Gempol I / Kusumadinata III / Pangeran Aria Soeriadiwangsa
Parents

1.1. Prabu Geusan Ulun / Pangeran Kusumadinata II (Pangeran Angkawijaya) [Sumedang Larang] b. estimated 19 July 1556 d. 1610

Ratu Harisbaya [Cirebon]

[1][2]

Events

child birth: 1.1.15.4. Nyi Rd. Soemalintang / NR Ajoemajar / RA Soedarsah [Sumedang Larang]

child birth: 1.1.15.5. Nyi Rd. Noestawijah / Moestawijah [Sumedang Larang]

child birth: 1.1.15.6. NM. Mariah [Sumedang Larang]

child birth: 1.1.15.3. Rd. Tampangkil [Sumedang Larang]

child birth: 1.1.15.2. Rd. Mangoenrana [Sumedang Larang]

child birth: 1.1.15.1. Raden Kartadjiwa / Raden Soeriadiwangsa II [Sumedang Larang]

from 1610 - 1620 title: Prabu Sumedang Larang II

1620 title: Adipati Sumedang I, merangkap Bupati Wadana Parahyangan (1610-1624)

1624 death: Mataram, Dimakamkan di Bembem Yogyakarta

Notes

Catatan Admin : Endang Suhendar alias Idang

RANGGA GEMPOL / PANGERAN SURIADIWANGSA

Pada tahun 1610 Prabu Geusan Ulun wafat dan digantikan oleh putranya Pangeran Aria Soeriadiwangsa I dari Ratu Harisbaya istri kedua Geusan Ulun. Setelah wafatnya Geusan Ulun negeri-negeri bawahan Sumedang Larang dahulu, seperti Karawang, Ciasem, Pamanukan dan Indramayu dan lain-lain melepaskan diri dari Sumedang Larang sehingga wilayah kekuasaan Pangeran Aria Soeriadiwangsa I menjadi lebih kecil meliputi Parakanmuncang, Bandung dan Sukapura (Tasikmalaya). Setelah menjadi Bupati Pangeran Aria Suriadiwangsa memakai gelar Dipati Kusumadinata III dengan Ibukota pemerintahan dipindahkan dari Dayeuh Luhur ke Tegal Kalong, sedangkan putra Geusan Ulun dari Nyai Mas Gedeng Waru, Pangeran Rangga Gede diangkat menjadi bupati Sumedang dan berkedudukan di Canukur, pada masa itu Sumedang di bagi menjadi dua pemerintahan, setelah wafatnya Pangeran Aria Soeriadiwangsa di Mataram, Sumedang disatukan kembali oleh Rangga Gede dengan Ibukota di Parumasan Kecamatan Conggeang Sumedang.

Pada masa Pangeran Aria Soeriadiwangsa, Mataram melakukan perluasan wilayah ke segala penjuru tanah air termasuk ke Sumedang. Pada waktu itu Sumedang Larang sudah tidak mempunyai kekuatan untuk melawan yang akhirnya Pangeran Aria Soeriadiwangsa I pergi ke Mataram untuk menyatakan penyerahan Sumedang Larang menjadi bagian wilayah Mataram pada tahun 1620. Wilayah bekas Sumedang Larang diganti nama menjadi Priangan yang berasal dari kata “Prayangan” yang berarti daerah yang berasal dari pemberian dan tugas yang timbul dari hati yang ikhlas dan Pangeran Aria Soeriadiwangsa I diangkat menjadi Bupati Wadana dan diberi gelar Rangga Gempol atau Pangeran Dipati Rangga Gempol Kusumadinata. Penyerahan Sumedang ke Mataram karena Pangeran Aria Soeriadiwangsa I mengganggap Sumedang sudah lemah dari segi kemiliteran, menghindari serangan dari Mataram karena waktu itu Mataram memperluas wilayah kekuasaannya dari segi kekuatan Mataram lebih kuat daripada Sumedang dan menghindari pula serangan dari Cirebon. Sultan Agung kemudian membagi-bagi wilayah Priangan menjadi beberapa Kabupaten yang masing-masing dikepalai seorang Bupati, untuk koordinasikan para bupati diangkat seorang Bupati Wadana. Pangeran Rangga Gempol adalah Bupati Sumedang yang pertama merangkap Bupati Wadana Prayangan (1620 – 1625). Pada tahun 1614 Sultan Agung mengemukakan pengakuan atas seluruh wilayah Jawa Barat kecuali Banten dan Cirebon kepada VOC . Pada tahun 1624 Rangga Gempol diminta Sultan Agung untuk membantu menaklukan Sampang Madura. Jabatan Bupati di Sumedang sementara dipegang oleh Rangga Gede . Penaklukan Sampang oleh Rangga Gempol tidak melalui peperangan tetapi melalui jalan kekeluargaan karena Bupati Sampang masih berkerabat dengan Rangga Gempol dari garis keturunan ibunya Harisbaya, sehingga Bupati Madura menyatakan taat kepada Pangeran Rangga Gempol. Atas keberhasilnya Rangga Gempol tidak diperkenankan kembali ke Sumedang oleh Sultan Agung, sampai sekarang ada kampung bernama Kasumedangan yang dahulunya merupakan tempat menetap para bekas prajurit Rangga Gempol dari Sumedang. Sejak Rangga Gempol menetap di Mataram, pemerintahan di Sumedang dipegang oleh Pangeran Rangga Gede (1625 – 1633). Pangeran Rangga Gempol wafat di Mataram dimakamkan di Lempuyanganwangi. Pangeran Dipati Rangga Gempol Kusumadinata meninggalkan 5 putera – putri, salah satunya anak pertama Raden Kartajiwa / Raden Soeriadiwangsa II menuntut haknya sebagai putra mahkota akan tetapi Rangga Gede menolaknya sehingga Raden Soeriadiwangsa II meminta bantuan kepada Sultan Banten untuk merebut kabupatian Sumedang dari Pangeran Rangga Gede, meskipun Banten memenuhi permintaan Raden Suriadiwangsa tetapi serangan langsung tentara Banten ke Sumedang pada masa Pangeran Panembahan (1656 – 1706). Pada tahun 1641 wilayah Sumedang Larang meliputi Pamanukan, Ciasem, Karawang, Sukapura, Limbangan, Bandung dan Cianjur dibagi menjadi empat Kabupaten yaitu Sumedang, Sukapura, Parakanmuncang dan Bandung dan pada tahun 1645 dibagi lagi menjadi 12 ajeg (setaraf Kabupaten) yaitu Sumedang, Parakanmuncang, Bandung, Sukapura, Karawang, Imbanagara, Wirabaya, Kawasen, Sekace, Banyumas, Ayah dan Banjar. Pada tahun 1656 jabatan Bupati Wadana dihapuskan dan setiap bupati langsung dibawah Mataram. Sejak wafatnya Rangga Gede digantikan oleh puteranya Raden Bagus Weruh /Rangga Gempol II (1633 – 1656) menjadi Bupati Sumedang sedangkan jabatan Bupati Wadana dipegang oleh Dipati Ukur / Raden Wangsanata Bupati Purbalingga dengan tempat pemerintahan di Bandung. Jabatan Bupati Wadana diberikan ke Dipati Ukur dari Rangga Gede karena Rangga Gede dianggap tidak mampu menjaga wilayah Mataram dari tentara Banten memasuki daerah yang dikuasai Mataram yaitu Pamanukan dan Ciasem (peristiwa Raden Suriadiwangsa II).

Sources

  1. http://sumedangonline.com/sejarah-para-penguasa-sumedang/1223/#.Uz639bcrhdg -
  2. Silsilah Keraton Sumedang Larang -

From grandparents to grandchildren

Grandparents
Pangeran Santri / Kusumadinata I (Raden Solih)
birth: estimated 29 May 1505
marriage: Ratu Pucuk UmuN / Nyi Mas Ratu Inten Dewata (Pangeran Istri)
title: from 21 October 1530 - 1580, Sumedang Larang, Raja Sumedang Larang Ke 9
death: calculated 1580
Grandparents
Parents
Parents
 
== 3 ==
1.1.1. Pangeran Rangga Gede / Kusumadinata IV
birth: calculated 1580, Perhitungan Tahun Lahir : 1625-45 = 1580
marriage: 6. NM. Kokom Ruhada (Nyimas Roro / Buyut Lidah)
marriage: 1.5.1.1. NM. Romlah
title: from 1625 - 1633, memerintah di Canukur, Sukatali - Situraja lalu dipindahkan ke Parumasan, Conggeang, Naik Tahta pada usia 45 tahun, karena didahului oleh Raden Aria Suradiwangsa. Adipati Sumedang II
1.1.4. Kiyai Rangga Patra Kelana / Kalasa / Pangeran Rangga Permana
occupation: Raja Galuh Kertabumi Ke 1 (1585 – 1602 M)., Leluhur Galuh dan Karawang
marriage: 3. Nyi Tanduran Ageung
1.1.5. Kyai Aria Rangga Pati
emigration: di Haurkuning
1.1.9. Nyi Mas Rangga Wiratama
emigration: di Cibeureum
1.1.10. Rd. Rangga Nitinagara
birth: calculated 1587, Kalkulasi: (1578+(9x1) = 1587
emigration: di Pagaden dan Pamanukan
1.1.14. Kiyai Demang Cipaku
emigration: di Dayeuh Luhur
1.1.15. Pangeran Rangga Gempol I / Kusumadinata III / Pangeran Aria Soeriadiwangsa
title: from 1610 - 1620, Prabu Sumedang Larang II
title: 1620, Adipati Sumedang I, merangkap Bupati Wadana Parahyangan (1610-1624)
death: 1624, Mataram, Dimakamkan di Bembem Yogyakarta
== 3 ==
Children
RA. Adipati. Panji JAYANAGARA/Rd.YOGASWARA/MAS Bongsar/gedeng Adilarang
occupation: from 1636 - 1670, Wedana Mataram / Bupati Galuh ke 3, pusat pemerintahan pindah ke Imbanagara / Barunay. Pada masa jabatan beliau, daerah kekuasaan seperti Kawasen, Kertabumi, Utama, Kawali, dan Panjalu dihapuskan.
title: 12 June 1642
Children
Grandchildren
1. Dalem Aria Anggapraja
occupation: from 1670 - 1678, Wedana Mataram / Bupati Galuh ke 4
2. Rd.ADIPATI Angganaya
occupation: from 1678 - 1693, Wedana Mataram / Bupati Galuh ke 5
Grandchildren

Personal tools
In other languages