As of 18 August 2010, you must register to edit pages on Rodovid (except Rodovid Engine). |
25. Pangeran Cokrokusumo - R. Abdurrasid (Kyai Mendhung - Mbah Demang)
From Rodovid EN
Lineage | Cakraadiningrat II |
Sex | Male |
Full name (at birth) | 25. Pangeran Cokrokusumo - R. Abdurrasid |
Other last names | Kyai Mendhung - Mbah Demang |
Parents
♂ Panembahan Cakraningrat VIII / Sultan Cakraadiningrat II (Pangeran Adipati Secoadiningrat III - R. Abdul Kadirun) [Cakraadiningrat I] d. 1847 | |
Reference numbers | Madura en Zijn Vorstenhuis., P. Cakraningrat Vorstenhuis van Madura., Zainal Fattah, "Sedjarah Tjaranja Pemerintahan Di Daerah-Daerah di Kepulauan Madura Dengan Hubungannya", The Paragon Press, 1951. |
Events
birth: Putra ke-25 dari Sultan Bangkalan II (Sultan Cokroadiningrat II / R. Abdul Kadirun) dengan Istri ke-V (Ratu Knoko)
child birth: ♀ R. Ngt. Bainah Paulina [Cokrokusumo]
child birth: ♂ R. Baren Eliso [Cokrokusumo]
child birth: ♂ R. Paing Karolus Wiryoguno [Cokrokusumo]
child birth: ♂ R. Muhammad Hanafiah [Cokrokusumo]
child birth: ♀ R. Ngt. Kawistah Tabita [Cokrokusumo]
child birth: ♂ R. Samodin Simson [Cokrokusumo]
marriage: Istri I Bok Hanafiah (Dorkas), ♀ Bok Hanafiah (Dorkas) [Arya Pecat Tondoterung] , ♀ Bok Baren [?] d. 1843
Notes
Pada jaman itu sering terjadi pertikaian dan peperangan antar kelompok atau kerajaan akibat ulah pemerintah Belanda yang melakukan taktik ”adu domba” . Pangeran Cokrokusumo sendiri beranggapan bahwa memenuhi permintaan Pemerintah Hindia Belanda ini sama dengan menciptakan penderitaan bagi sanak keluarganya. Akan tetapi ia sadar bahwa cepat atau lambat, dirinya akan menerima giliran memimpin barisan Madura untuk melawan sesama bangsa pribumi. Jika menolak tugas, berarti sama saja melawan pemerintah Hindia Belanda dan itu akan berakibat buruk baginya. Atas dasar itulah, akhirnya Pangeran Cokrokusumo memutuskan meninggalkan Bangkalan dengan membawa istri, anak-anak dan kerabat dekatnya. Selain menghindari tugas dari Pemerintah Hindia Belanda tadi, Pangeran Cokrokusumo juga bercita-cita agar hari depan keluarga, anak-anak dan keturunannya bisa hidup damai dan sejahtera. Kejadian itu terjadi pada tahun 1835 dimana beliau meninggalkan anak sulungnya : R. Muhammad Hanafiah gelar R. Ario Cokrokusumo di Bangkalan. Rombongan Pangeran Cokrokusumo menyeberangi selat Madura dan mendarat di pantai Gresik. Selanjutnya mereka melanjutkan perjalanan menuju ke sebuah perguruan (pesantren) Dosermo melalui Surabaya dan Wonokromo. Dalam perjalanan ini mereka berusaha menyembunyikan jati diri dengan merubah nama dan identitas diri lainnya. Pangeran Cokrokusumo mengubah namanya menjadi “Kyai Mendhung”.
File ini direview oleh : Bank Data Ikatan Keluarga Besar Pangeran Cokrokusumo (IKBPC)
Sources
- ↑ http://www.pulaumadura.com/2013/02/sultan-r-abdul-kadir-cakra-adiningrat-ii.html -
- ↑ Silsilah Madura : Bangkalan Dan Sumenep - Buku I -
- ↑ Silsilah Kajoran Mataram Kartosuro - Buku II -
- ↑ Silsilah Kelompok (Kerabat) Lain - Buku III -
- ↑ Stamboom Van Het Geslacht Tjakra Adi Ningrat -
From grandparents to grandchildren
death: 1780
title: from 1882 - 1885, Madura, Panembahan Cakraningrat XI
title: from 1885 - 1905, Bangkalan, Madura
title: Istri II
death: 1843
marriage: ♂ R. Paing Karolus Wiryoguno
marriage: ♂ R. Paing Karolus Wiryoguno