As of 18 August 2010, you must register to edit pages on Rodovid (except Rodovid Engine).

Kanjeng Ratu Kulon [Gp.1] / Ratu Mas Tinumpak (Ratu Mas Ayu Sakluh) d. 1653

From Rodovid EN

Person:448816
Jump to: navigation, search
Lineage Cirebon
Sex Female
Full name (at birth) Kanjeng Ratu Kulon [Gp.1] / Ratu Mas Tinumpak
Other last names Ratu Mas Ayu Sakluh
Parents

4.1.1.3.1. Pangeran Sendang Kamuning / Pangeran Dipati Cirebon [Cirebon]

[1]

Events

child birth: 1. Raden Mas Sahwawrat / Pangeran Temenggong Pajang [Mataram]

marriage: Sultan Agung / Prabu Pandita Hanyakrakusuma (Panembahan Hanyakrakusuma) [Mataram] b. 1593 d. 1645

1653 death: Putri Panembahan Ratu (Sultan Cirebon Ke 4 setelah Sunan Gunung Jati)

Notes

Tokoh Sunan Amangkurat Tegalwangi

Disarikan oleh : RE. Suhendar Diponegoro dari tulisan Sartono Kusumaningrat (http://www.tembi.org/majalah-prev/ratu.htm)

Sunan Amangkurat Agung adalah putra kesepuluh Sultan Agung Hanyakrakusuma dan merupakan putra kedua dari permaisuri kedua yang bernama Raden Ayu Wetan. Permaisuri pertama Sultan Agung Hanyakrakusuma bernama Kanjeng Ratu Kulon (Ratu Emas Tinumpak). Permaisuri pertama ini setelah melahirkan putranya yang diberi nama Raden Mas Sahwawrat diusir dari kraton dan tempatnya digantikan oleh permaisuri kedua. Setelah permaisuri pertama meninggalkan kraton, permaisuri kedua diganti namanya menjadi Kanjeng Ratu Kulon.

Amangkurat I lahir pada tahun 1619 dengan nama Raden Mas Sayidin kemudian diberi nama Jibus dan Rangkah ( yang berarti 'semak berduri', 'tutup batas'). Sebagai putra mahkota secara resmi ia diberi nama Pangeran Aria Mataram. Raja ini juga dikenal dengan nama Susuhunan Amangkurat Senapati Ingalaga, Susuhunan Tegalwangi, dan Sultan Plered. Sering pula ia disebut dengan nama Tegalwangi saja. Ia diberi nama Tegalwangi karena meninggal di Tegalwangi (daerah Tegal, Jawa Tengah) dalam pelariannya karena penyerbuan Trunajaya.

Raja ini pulalah yang memindahkan kratonnya dari Kerta ke Plered tidak lama setelah ia menerima tampuk pimpinan pemerintahan. Usaha pemindahan kraton itu sendiri sebenarnya telah dimulai sejak 26 Januari 1648 semasa Sultan Agung masih memegang pemerintahan.

Amangkurat Tegalwangi pernah menghadapi pemberontakan yang dilakukan oleh adiknya sendiri yang bernama Pangeran Alit / Raden Mas Alit (putra kedua Kanjeng Ratu Kulon) yang mendapat dukungan kaum ulama Mataram. Menurut cerita tutur pemberontakan Pangeran Alit terjadi karena hasutan Tumenggung Pasingsingan (pengasuh Pangeran Alit) dan anaknya yang bernama Tumenggung Agrayuda. Kedua tumenggung itu mengobarkan nafsu Pangeran Alit untuk menjadi raja dan mereka menjamin bahwa separuh Mataram berpihak kepadanya. Akan tetapi pemberontakan Pangeran Alit tidak berhasil karena rencananya terburu diketahui oleh pihak Amangkurat Tegalwangi. Pangeran Alit sendiri tewas oleh karena tergores oleh kerisnya sendiri yang beracun.

Untuk membalas dendam atas dukungan kaum ulama Mataram terhadap adiknya yang memberontak itu, Amangkurat memerintahkan empat orang kepercayaannya untuk melakukan sapu bersih kaum ulama. Empat orang kepercayaannya itu adalah Raden Mas atau Pangeran Aria, Tumenggung Nataairnawa atau Kiai Suta (Tumenggung Pati), Tumenggung Suranata (Tumenggung Demak)., dan Kiai Ngabei Wirapatra. Dalam tragedi ini sebanyak 5-6 ribu orang ulama tewas dibantai secara mengerikan.

Sources

  1. http://www.tembi.org/majalah-prev/ratu.htm -

From grandparents to grandchildren

Grandparents
Maulana Hasanuddin / Sultan Hasanuddin (Pangeran Sabakingkin)
birth: 1478, Cirebon
marriage: 3.4.1.1.3. Ratu Ayu Kirana
title: from 1552 - 1570, Banten, Sultan Banten I bergelar Sultan Hasanuddin
death: 1570, Banten
Pangeran Kuningan
title: 1 September 1498
3.4.1.1. Pangeran Hadipati Trenggono
birth: 1521
title: to 1546, Demak, Sultan Demak III bergelar Sultan Alam Akbar III
death: 1548
Pangeran Sabrang Lor / Dipati Unus (Raden Surya)
title: 1518, Sultan Demak II
death: 1521
Grandparents
Parents
Parents
 
== 3 ==
== 3 ==
Children
Sunan Prabu Amangkurat Agung / Amangkurat I (Gusti Raden Mas Sayidin)
birth: 24 June 1619
marriage: Ratu Wetan (Kajoran)
marriage: Gusti Kanjeng Ratu Pembayun
title: from 1646 - 13 July 1677, Kotagede, Yogyakarta, Sultan Mataram Ke-4 Bergelar AMANGKURAT-1
death: 13 July 1677, Tegal (city), Tegalwangi/Tegalarum
Children

Personal tools
In other languages