As of 18 August 2010, you must register to edit pages on Rodovid (except Rodovid Engine).

Kanjeng Gusti Ratu Hemas / Bendoro Raden Ayu Mangkubumi

From Rodovid EN

Person:415843
Jump to: navigation, search
Lineage Sastrapranata
Sex Female
Full name (at birth) Kanjeng Gusti Ratu Hemas / Bendoro Raden Ayu Mangkubumi
Other given names Tatiek Drajad Suprihastuti
Parents

Radin Subanadigda Sastrapranata [Sastrapranata]

Wiki-page [[1]]

Events

1968 marriage: Yogyakarta, Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwono X [Hb.9.5] ? (Bendoro Raden Mas Herjunodarpito) [Hamengku Buwono IX] b. 2 April 1946

24 February 1972 child birth: Bogor, Gusti Raden Ayu Nurmalitasari [Hb.10.1] (Gusti Kanjeng Ratu Pembayun) [Hamengku Buwono X] b. 24 February 1972

2 February 1975 child birth: Yogyakarta, Gusti Raden Ayu Nurmagupita [Hb.10.2] (Gusti Kanjeng Ratu Condrokirono) [Hamengku Buwono X] b. 2 February 1975

12 April 1978 child birth: Yogyakarta, Gusti Raden Ayu Nurkamnari Dewi [Hb.10.3] (Gusti Kanjeng Ratu Maduretno) [Hamengku Buwono X] b. 12 April 1978

24 December 1983 child birth: Yogyakarta, Gusti Raden Ayu Nurabra Juwita [Hb.10.4] (Gusti Kanjeng Ratu Hayu) [Hamengku Buwono X] b. 24 December 1983

18 September 1986 child birth: Yogyakarta, Gusti Raden Ayu Nurastuti Wijareni [Hb.10.5] (Gusti Kanjeng Ratu Bendoro) [Hamengku Buwono X] b. 18 September 1986

Notes

Gusti Kanjeng Ratu Hemas (lahir di Jakarta, 31 Oktober 1952; umur 57 tahun) adalah anggota Dewan Perwakilan Daerah asal Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Ia juga merupakan istri dari Sri Sultan Hamengku Buwono X. nama semasa kecil: Tatiek Drajad Suprihastuti/ dan nama gelar lainnya : BRA Mangkubumi, Beliau adalah putri dari Kolonel Radin Subanadigda Sastrapranata, pada tahun 1968.

Sejak kecil, sebagai anak perempuan satu-satunya dari lima bersaudara, Gusti Kanjeng Ratu Hemas sudah dididik mengenai kedisiplinan dan kemandirian oleh ayahnya yang tentara. Bakat organisasi sudah diperolehnya sejak remaja, dan terus berlanjut ketika dia menjadi isteri calon raja Kraton Yogya. Sebagai isteri Pangeran Mangkubumi, dia terlibat aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Aktivitas sosial ini terus berlanjut dan semakin bertambah banyak ketika suaminya, Sri Sultan Hamengku Buwono X, diangkat menjadi Raja serta menjadi Kepala Daerah Setingkat Provinsi, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Dalam kegiatan karitas itu, GKR Hemas menemukan kenyataan tentang berbagai problem masyarakatnya; kemiskinan, anak-anak kurang gizi, orang-orang yang tidak bisa bekerja karena cacat, anak perempuan yang harus putus sekolah karena hamil di luar nikah, para manula dan sebagainya. Di tengah ketekunan beraktifitas dalam pemberdayaan masyarakatnya itu, GKR Hemas kian merasakan bahwa ranah politik merupakan jalur yang sangat strategis untuk lebih menyejahterakan masyarakat yang terpinggirkan tersebut. Karena kebijakan politik, baik legislatif maupun eksekutif, akan lebih efektif dalam mendorong pengambilan keputusan yang berdampak langsung bagi kesejahteraan masyarakat..

Dukungan keluarga bagi GKR Hemas memang sangat penting. Suami dan kelima anaknya (GKR Pembayun, GRAy Nurma Gupita, GRAy Nurkamnari Dewi, GRAy Nurabra Juwita, dan GRAy Nur Astuti Wijareni), menantu serta cucu-cucu mendukung kiprahnya di jalur politik. Tanpa restu orang-orang yang dikasihinya itu, GKR Hemas merasa hambar dalam segala pencapaiannya di berbagai kegiatannya itu. Maka, dengan restu keluarga itu pula, GKR Hemas semakin termotivasi dalam melakoni tugasnya sebagai Anggota DPD. Segala konsekuensi yang diperolehnya selama berkiprah di ranah politik dirasakannya sangat ringan. Bahkan, yang sangat mengharukannya, keluarganya itu ikhlas kalau prioritas waktu maupun perhatian kepada mereka harus “diambil” oleh aktivitas politiknya. Tapi, di tengah kesibukannya, GKR Hemas tetap berupaya secara optimal dan berkualitas untuk berkomunikasi dan bercengkerama dengan kelurga. Di kala kepenatan dan tekanan dari kegiatan sosial menderanya, dan atau setelah berkecimpung dalam tugasnya di tengah kering-kerontang gurun politik, GKR Hemas menemukan kebahagiaannya dalam oase ketenangan dan kedamaian di tengah keluarganya


From grandparents to grandchildren

Parents
Parents
 
== 2 ==
Kanjeng Sri Sultan Hamengku Buwono X [Hb.9.5] ? (Bendoro Raden Mas Herjunodarpito)
birth: 2 April 1946
title: Yogyakarta, Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Anom Hamengku Negara Sudibyo Raja Putra Nalendra Mataram
marriage: Kanjeng Gusti Ratu Hemas / Bendoro Raden Ayu Mangkubumi , Yogyakarta
title: 7 March 1989, Yogyakarta
occupation: 3 October 1998, Yogyakarta, Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta
== 2 ==
Children
Gusti Raden Ayu Nurmalitasari [Hb.10.1] (Gusti Kanjeng Ratu Pembayun)
birth: 24 February 1972, Bogor
marriage: Kanjeng Pangeran Haryo Wironegoro , Yogyakarta
title: 5 May 2015, Yogyakarta, Gusti Kanjeng Ratu Mangkubumi Hamemayu Hayuning Bawono Langgeng ing Mataram
Gusti Raden Ayu Nurmagupita [Hb.10.2] (Gusti Kanjeng Ratu Condrokirono)
birth: 2 February 1975, Yogyakarta
marriage: Kanjeng Pangeran Haryo Suryokusumo , Yogyakarta
divorce: Kanjeng Pangeran Haryo Suryokusumo , Yogyakarta
occupation: from 2015 - 2020, Yogyakarta, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) DIY
Children
Grandchildren
Raden Mas Drasthya Wironegoro [Hb.10.1.2]
birth: 16 March 2005, Singapura
Grandchildren

Personal tools
In other languages