As of 18 August 2010, you must register to edit pages on Rodovid (except Rodovid Engine).

Rd. Ciptapermana

From Rodovid EN

Person:1530493
Jump to: navigation, search
Lineage Talaga
Sex Male
Full name (at birth) Rd. Ciptapermana
Other given names Prabu Talaga Manggung
Parents

Prabu Darma Suci I [Talaga]

Events

child birth: Ratu Simbarkencana [Talaga]

child birth: Raden Pangrurah [Talaga]

title: PRABU TALAGA MANGGUNG (RAJA TALAGA III)

Notes

NAMA : Rd. Ciptapermana GELAR : PRABU DARMA SUCI II / PRABU AGUNG TALAGAMANGGUNG / SANG KATONG ABIRAWA WATUGUNUNG MASA PEMERINTAHAN : Abad Ke XIV NAMA ISTRI :-- NAMA AYAH : DARMA SUCI I NAMA IBU : Tidak Diketahui

ANAK :

1. Rd. Purwayana Kantjanadewa / Rd Panglurah,

2. Nyimas Dewi Simbarkancana,

Di Arcakan Sebagai : Arca budha yang bersikap dhayana mudra (kedua tangan terletak dipangkuan dengan kedua telapaknya meghadap ke atas), bergaya siam , dengan ciri ciri, mengenakan mahkota dikepalanya, berwajah syaumnya (tenang)

Sumber Rujukan : Wawacan Talaga, Wikipedia, Wawacan Nusantara,


CATATAN :

Ketika memerintah, Prabu Darmasuci II (Prabu Talagamanggung) bertempat di Talaga. Keratonnya sendir terletak di Sangiang. Pada masa pemerintahannya, Talaga mengalami kemajuan yang pesat. Secara sosial-ekonomi masyarakatnya semakian mapan. Oleh karena itu, banyak orang dari negara dan daerah lain kemudian menetap di Talaga.

Prabu Talagamanggung mepunyai dua orang anak yaitu :


1. Raden Panglurah Sejak kecil Raden Pangkurah rajin melatih diri di Gunung Bitung. Sebelah selatan Talaga, Desa Wangkelang, Kecamatan Cikijing, Majalengka. Ia bertapa di bekas pertapaan uyut beliau, Bathara Ghunung Bitung. Raden Panglurah adalah seorang sosok putra raja yang meninggalkan kesenangan dunia dan lebih memilih untuk mengolah jiwa dan spiritual.


2. Dewi Simbarkancana Karna kecantikannya Simbarkancana yang luar biasa, selain paras yang cantik beliau juga sering mempelajari ilmu beladiri dan ilmu ketata negaraan dari ayahnya. Banyak sekali para pangeran negara tetangga dan para petinggi negri talaga yang menaruh hati padanya.

Dan demi menjaga hal hal yang tidak diinginkan, maka Prabhu Talagamanggung memutuskan untuk mengadakan syaembara adu ketangkasan bela diri memanah, dan berburu, bagi para pria yang berharap menjadi suami Dewi Simbarkancana.

Singkat cerita syaembara dimenangkan oleh seorang bangsawan asal cirebon yang bernama Sakyawira yang diberi gelar Palembangghunung.


Catatan: ada 2 versi tentang sakyawira. 1. Ada yang menyatakan bahwa Sakyawira berasal dari Negri Palembang sehingga bergelar Palembangghunung. 2. Ada yang menyatakan bahwa Sakyawira berasal dari Cirebon, dan karna keahliannya dalam mengelola pertanian di Pegunungan wilayah Talaga , maka raja memberi gelar Palembangghunung { pa-lemban-gunung ( ahli mengelola pertanian padi di pegunungan) }


Karna keahlian dalam mengatur strategi kenegaraan dan mahir dalam mengelola pertanian di Kerajaan Talaga, Palembangghunung diangkat sebagai Mahapatih Agung Kerajaan Talaga, setelah resmi menikah dengan Dewi Simbarkancana. Akan tetapi rupanya posisi jabatan itu tidak membuat puas hati Palembanggunung. Yang bersikeras ingin mendapatkan posisi jabatan puncak di Kerajaan Talaga yaitu menjadi Raja, maka Palembangunung mulai mengatur strategi membuat gerakan rahasiah bersama beberapa prajurit setia Prabu Talagamanggung yang berhasil dia bujuk sehingga berbolot padanya. Diantaranya Citrasinga seorang petinggi Kerajaan dalam hal ini bertindak sebagai mediator yang menyampaikan strategi palembang gunung pada eksekutor . dan Centangbarang, merupakan penjaga gudang senjata di lingkungan keraton kerajaan Talaga yang dalam hal ini bertindak sebagai pelaku pembunuhan (eksekutor) prabu talagamanggung. Akhirnya strategi Palembanggunung berhasil dilaksanakan dan prabu talagamanggung tebunuh terkena sabetan senjata “cis” semacam tombak kecil atau tombak bergagang pendek yang merupakan “pusaka” Kerajaan Talaga kala itu. Jenazah Prabu Talagamanggung diurus sesuai ajaran budha Kahiyangan. Abu jenazahnya dilarungkan di Situ Sangiang. Kekosongan kepemimpinan di Negri Talaga , dimanfaatkan oleh Palembanggunung untuk menggantikan posisi raja di kerajaan talaga.

Suasana berdukapun menyelimuti kerajaan talaga, dan akibat rasa trauma yang mendalam dikalangan keluarga keraton, akhirnya Dewi Simbarkancana tidak mau tinggal di Keraton sagiang dan memindahkan pusat pemerintahan Kerajaan Talaga dari Keraton Sangiang ke Walang Suji (Desa Kagok Kecamatan Banjaran Kab Majalengka sekarang). Dan akhirnya Keraton Sangiang di musnahkan sementara puing puing bekas Keraton Di hanyutkan ke danau Situ Sangiang bersama abu jenazah Prabhu Talagamanggung


From grandparents to grandchildren

Personal tools
In other languages